Pengertian
Tanah
Tanah adalah suatu
wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik),
organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer.
Proses Pembentukan Tanah
Pada dasarnya,tanah berasal dari batuan dan zat organik yang
mengalami pelapukan. Berubahnya batuan dan zat organik menjadi butir-butir
tanah disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
a. Pemanasan
matahari pada siang hari dan
pendinginan pada malam hari.
b. Pemadatan
dan tekanan pada sisa-sisa zat
organik akan mempercepat terbebntuknya batuan.
c. Batuan
yang sudah retak,pelapukannya
dipercepat oleh air.
d. Binatang-binatang
kecil seperti cacing tanah
dan rayap akan membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang
dapat menghancurkan batuan.
e. Akar
tumbuh-tumbuhan dapat menerobos
dan mencegah batu-batuan hingga hancur.
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik
pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan
menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini, batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih
menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga
akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini menjadi
awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan
dalam pembentukan tanah.
Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses
pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim.
Tahap
Pembentukan Tanah
Ø Tahap I
Pada tahap ini,permukaan batuan yang tersingkap di permukaan akan
berinteraksi secara langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Keadaan ini akan
menyebabkan permukaan batuan dengan kondisi yang tidak stabil . Akibatnya
terjadi pelapukan kimiawi diantaranya proses
oksidasi,hidrasi,hidrolisis,pelarutan dan sebagainya. Menjadikan permukaan
batuan lapuk,dengan mengubah struktur dan komposisi kimiawi material batuannya.
Dengan membentuk material yang lebih kecil dan lunak dibanding dengan keadaan
sebelumnya.
Ø Tahap II
Pada tahap ini,setelah mengalami
pelapukan bagian permukaan batuan yang lapuk akan menjadi lebih lunak.
Rekahan-rekahan yang terbentuk pada batuan akan menjadi jalur masuknya air dan
sirkulasi udara. Sehingga,dengan proses – proses yang sama, terjadilah
pelapukan pada lapisan batuan yang lebih dalam lagi.
Ø Tahap III
Pada tahap ini,di lapisan tanah bagian atas akan mulai muncul
tumbuh-tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk rekahan pada
lapisan-lapisan batuan .Dengan kehadiran tumbuhan,material sisa tumbuhan yang
mati akan membusuk membentuk humus. Air yang terinfiltrasi ke dalam lapisan
tanah akan membawa asam humus yang ada di lapisan atas melalui rekahan-rekahan
yang ada. Menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Ini semua akan
menyebabkan meningkatnya keasaman pada tanah yang kemudian akan memicu
terjadinya pelapukan pada bagian-bagian tanah serta batuan yang lebih dalam.
Membentuk lapisan-lapisan tanah yang lebih tebal.Dengan semakin tebalnya
lapisan-lapisan tanah, air yang tefiltrasi ke dalam lapisan tanah dapat
melakukan proses pencucian (leaching) terdadap lapisan-lapisan yang dilaluinya.
Ssehingga tahapan ini merupakan awal terbetuknya horizon-horoizon tanah.
Ø Tahap IV
Pada tahapan ini, tanah telah menjadi
lebih subur.Sehingga tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan yang lebih besar.menyebabkan
akar-akar tanaman menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Selain itu pada
tahapan ini juga terjadi proses pencucian yang intensif. Air yang terinfiltrasi
(meresap) ke dalam lapisan-lapisan tanah membawa mineral-mineral yang ada di
lapisan atas dan mengendapkannya pada lapisan-lapisan dibawahnya.Sehingga
terbentuklah akumulasi mineral-mineral tertentu pada lapisan-lapisan tanah
tertentu membentuk horizon tanah.
Faktor
Pembentuk Tanah
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah
terutama ada dua, yaitu :
a. Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan
tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan
organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan
menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah.
Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme
yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap
sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa
dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah,
sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat
pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi
unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di
bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
3. Bahan
Induk
Bahan
induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian
akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan
bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan
bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir
berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi.
4. Topografi / Relief
Keadaan relief suatu
daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. Waktu
Tanah
merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus.
Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
Komposisi
Komponen Tanah
1. Bahan Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari
pelapukan batu-batuan.
Mineral tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Mineral
primer
adalah mineral yang berasal dari batuan yang lapuk.
b. Mineral
sekunder
adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan
berlangsung. Mineral primer pada umumnya erdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan
debu, sedangkan mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat.
2. Bahan Organik
Bahan organik dalam tanah berasal dari
sisa-sisa tanaman yang mengalami pelapukan, dan umumnya ditemukan di permukaan
tanah.
3. Udara
Susunan
udara dalam tanah adalah :
Ø Kandungan
uap air lebih tinggi. Tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban
nisbi mendekati 100%.
Ø Kandungan
CO2 lebih besar daripada atmosfer (˂
0,03%).
Ø Kandungan
O2 lebih kecil daripada atmosfer (udara tanah 10-12% O2, atmosfer 20% O2).
4. Air
Persediaan air didalam tanah
tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan
air, besarnya evapotransporasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui
vegetasi), tingginya muka air tanah.
Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adesi, kohesi, dan gravitasi.
Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adesi, kohesi, dan gravitasi.
Karena adanya gaya-gaya tersebut
maka air didalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Air
higroskopik, yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat
digunakan tanaman (adesi antara tanah dengan air).
b. Air
kapiler,
yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air)
dan daya adesi (anatara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat
bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapilernya, sebagian besar dari
air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap oleh tanaman).
Profil dan
Solum Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan tanah (solum) yang paling atas hingga ke batuan induk tanah.
Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat
proses pembentukan tanah
Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua
faktor, yaitu :
a. Pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau
pencucian tanah (leached)
b. Proses pembentukan tanah.
Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah.
Horizon-horizon
yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O,
A, B, C, dan D atau R (Bed Rock).
O : Serasah
/ sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan
organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
A : Horizon mineral ber BOT tinggi sehingga
berwarna agak gelap
a) horizon A1, horizon mineral yang terdapat
pada lapisan yang paling atas dan terlihat percampuran
mineral dengan bahan organik;
b) horizon A2, disebut juga horizon eluviasi
karena beberapa mineral utama mengalami pencucian
maksimal, yang tertinggal hanya mineral resisten; dan
c) horizon A3, merupakan peralihan ke
horizon B atau langsung ke horizon C.
E : Horizon mineral yang telah tereluviasi (tercuci)
sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan Al) rendah
tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi,
berwarna terang
B : Horizon illuvial atau horizon tempat
terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama
dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan
R : Bahan Induk tanah yang disebut juga regolith
Sifat –
Sifat Tanah
1. Sifat
Fisik Tanah
a. Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan kasar
halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir,
debu, dan liat di dalam tanah.Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas
dalam segi tiga tekstur tanah.
Ke-12 kelas tekstur tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pasir.
2) Pasir berlempung.
3) Lempung berpasir.
4) Lempung.
5) Lempung berdebu.
6) Debu
7) Lempung liat.
8) Lempung liat berpasir.
9) Lempung liat berdebu.
10)
Liat berpasir.
11) Liat
berdebu.
12) Liat.
Tekstur
tanah yang baik adalah tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan
tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu
lekat.
b. Struktur
Struktur
tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya
butir-butir tanah satu sama lain.
Struktur tanah memiliki bentuk yang
berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
a. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
b. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada
a. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
b. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada
daerah iklim kering.
c. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada
c. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada
daerah iklim kering.
d. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada
d. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada
horizon B pada daerah iklim basah.
e. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan
e. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan
pada horizon B pada daerah iklim basah.
f. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
g. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
f. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
g. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
c. Konsistensi
Konsistensi
adalah gaya adhesi dan kohesi pertikel tanah
dengan benda lain. Mengetahui kosistensi tanah harus dijelaskan keadaanya,
yaitu dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
d. Warna
Warna
tanah merupakan petunjuk untuk menentukan sifat tanah karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah.
Perbedaan warna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan bahan organik.Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap.
Perbedaan warna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan bahan organik.Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap.
2. Sifat Kimia Tanah
a. pH
pH
tanah adalah derajat keasaman tanah. Tanah masam jumlah unsur H- lebih
tinggi.Tanah basa (alkali) kandungan ion OH+ lebih tinggi daripada ion H+.
Tanah netral kandungan ion H- sama dengan ion OH- atau tanah yang mempunyai pH
= 7.
Pada pH tanah netral masam, unsur hara tidak dapat diserap.Pada pH tanah masam unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al (aluminium). Pada pH tanah basa (alkali) unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca.
Untuk tanah yang terlalu masam dapat dinaikan pH nya dengan menambahkan kapur. Sedangkan tanah yang terlalu basa (alkali) dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan belerang.
Pada pH tanah netral masam, unsur hara tidak dapat diserap.Pada pH tanah masam unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al (aluminium). Pada pH tanah basa (alkali) unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca.
Untuk tanah yang terlalu masam dapat dinaikan pH nya dengan menambahkan kapur. Sedangkan tanah yang terlalu basa (alkali) dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan belerang.
b. Bahan Organik
Merupakan sifat kimia tanah yang penting karena merupakan
sumber unsur hara bagi tanah. Bahan organik ini berasal dari sisa tumbuhan yang
telah mati ataupun mikroorganisme.
c. Unsur Hara
Unsur hara yang terdapat di dalam tanah sangat dibutuhkan
tumbuhan. Unsur hara tersebut Nitrogen yang berguna memberi warna hijau daun,
Posfor untuk perkembangan akar, dan Kalium untuk menguatkan tanaman dan tahan terhadap
penyakit.
Jenis –
Jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Organik
Tanah organik secara umum dinamakan tanah gambut. Jenis tanah ini mengandung banyak bahan
organic, berwarna cokelat keam sampai hitam, berkadar air tinggi, dan bereaksi
asam (pH antara 3 – 5)
Berdasarkan proses pembentukannya, gambut
dibedakan sebagai berikut :
a. Gambut Ombrogen, terbentuk
karena pengaruh curah hujan yang airnya menggenang. Persebarannya meliputi
hamper seperlima Sumatra, sepanjang pantai Malaysia, Kalimantan, dan Pantai
Selatan Papua.
b. Gambut Topogen, terbentuk
karena pengaruh topografi. Gambut ini meluas di Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa
Pening, Jati Toto, Tanah Payau di Deli, dan danau – danau di Kalimantan
Selatan.
c. Gambut Pegunungan, terbentuk
di daerah pegunungan
2. Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon
Tanah tipe ini
belum mengalami diferensasi profil membentuk horizon sehingga masih dianggap
lapisan-lapisan tanah saja.
Tanah ini di
bagi menjadi 3 jenis :
a) Tanah litosol
Tanah
litosol merupakan
tanah muda sehingga bahan induknya sangat dangkal (kurang dari 45 cm).
b) Tanah aluvial
Tanah aluvial meliputi lahan yang sering atau baru saja mengalami
banjir sehingga dianggap masih sangat muda dan belum terlihat horizon.
c) Tanah regosol
Tanah regosol adalah tanah yang belum menunjukkan diferensasi horizon
walaupun pada tanah regosol tua horizon A1 sudah tampak, yaitu berwarna abu-abu
dan belum mengalami pelapukan.
3. Tanah Merah
Tanah merah meliputi sebagian besar lahan di Indonesia. Terbentuk dari batuan beku,
sedimen, dan malihan dengan iklim agak kering sampai basah.
4. Tanah Andosol
Tanah andosol
adalah tanah yang berwarna hitam kelam, mengandung bahan organik, dan lempung
tipe amorf. Tanah ini tersebar di daerah vulkanik.
5. Tanah Grumosol (Vertisol)
Tanah grumusol
pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral
hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah
ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas
permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur
rata-rata 250C.
6. Tanah Hidrosol
Tanah ini
memiliki ciri prioritas dan drainase yang buruk sehingga kurang bermanfaat bagi
pertanian. Topografi tanah ini datar dan sering tergenang.
7. Tanah Garam
Jenis tanah
ini tersebar sebagai tanah zonal didaerah kering (arid dan semi arid). Di
Indonesia jenis tanah ini terdapat di Nusa Tenggara Timor.
8. Tanah Podsol
Tanah ini
berada pada ketinggian 10 meter di atas permukaan laut yang tersusun atas pasir
kuarsa dengan pertumbuhan yang sangat jarang
Lahan
Lahan adalah lingkungan fisik dan biotic yang
berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikediupan dan kesejahteraan hidup
manusia.
Ada 2 jenis
lahan, yaitu :
1. Lahan
potensial adalah lahan yang dapat memberikan produk
secara
optimal dan ekonomis cukup menguntungkan
ciri-ciri:
1.kemiringan
relatif datar
2.
mempunyai daya dukung tanah
3.
kedalaman air tanah yang baik
4. ada
kandungan lempeng
2. Lahan kritis
adalah lahan yang kekmampuan produksinya sangat kurang. Dipengaruhi oleh
erosi,pengolahan tanah yang tidak sesuai.
Erosi dan
Dampaknya terhadap Kehidupan
1. Kerusakan di Tempat Terjadinya Erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi
terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi.
Akibatnya :
a. Penurunan
produktivitas tanah
b. Kehilangan
unsure hara yang diperlukan tanaman
c. Kualitas
tanaman menurun
d. Laju
infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang
e. Struktur
tanah menjadi rusak
f. Lebih
banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah
g. Erosi gully
dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi – bagi dan mengurangi luas lahan
yang dapat ditanami
h. Pendapatan
petani berkurang
2. Kerusakan di Tempat Penerima Hasil Erosi
Erosi memindahkan tanah berikut senyawa –
senyawa kimia ang ada di dalamnya seperti unsure hara tanaman atau sisa
pestisida dan herbisida.
Akibat :
a. Pendangkalan
sungai
b. Tanah yang
subur kadang menurun kualitas dan menjadi rusak
c. Perlu biaya
untuk membersihkan air kotor untuk digunakan minum
d. Air keruh
mengurangi fotosintesis dari tanaman air
e. Perubahan
dalam jumlah bahan yang diangkut memengaruhi keseimbangan sungai tersebut
f. Polusi
sedimen terkadang dapat member pengaruh baik, yaitu jika terjadi pengendapan
tanah yang subur, misalnya tanah aluvial di sekitar sungai
3. Usaha Mengurangi Erosi Tanah
a. Metode Vegetatif
1) Penghijauan, yaitu
penanaman kembali hutan gundul dengan tanaman tahunan
2) Reboisasi, yaitu
penanaman kembali gundul dengan tanaman keras
3) Penanaman
secara kontur, yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur
4) Penanaman
tumbuhan penutup tanah, yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras
5) Penanaman
tanaman secara berbaris, yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman
secara berbaris
6) Pergiliran
tanaman,
yaitu penanaman tanaman secara bergantian dalam satu lahan.
b. Metode Mekanik atau Teknik
1) Pengolahan
tanah menurut garis kontur, yaitu pengeloahan tanah sejajar garis kontur
2) Pembuatan
tanggul, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur
3) Pembuatan
teras (terasering), yaitu teras – teras pada lahan miring dengan lereng yang
panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air,
dan mengurangi erosi
4) Pembuatan
saluran air (drainase). Dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng
yang pendek sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke
sungai.
c. Metode Kimia
Dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu
meningkatkan kemantapan agregat.
Jenis bahan
kimi yang sering digunakan, yaitu : Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan
kimia tersebut dicampur dengan air kemudian dicampur dengan tanah.
0 komentar:
Posting Komentar